This is Delphi, A free premium blogger theme for you.

Senin, 30 Juli 2012


Untuk Jaringan LAN, kabel yang umum digunakan di Indonesia adalah jenis UTP dengan Pin (kepala) RJ-45. RJ-45 adalah versi yang lebih besar dari RJ-11 yang biasa digunakan pada Pin dari kabel telepon rumah. Seperti kita ketahui, didalam kabel UTP terdapat 8 buah kabel berbeda warna yang dipilin secara berpasangan (putih-hijau, hijau, putih-oranye, oranye, putih-biru, biru, putih-coklat, coklat).

Untuk memasang kabel UTP pada Pin RJ-45 juga memiliki beberapa urutan warna standar yang dipakai secara global. Pembagian urutan warna tersebut juga disesuaikan dengan jenis jaringan yang dipakai.

Ada 2 urutan warna yang umum dipakai dalam jaringan komputer, yaitu T568A dan T568B, berikut adalah gambar urutan keduanya.
 

Jika kita lihat, maka urutan warna T568A dari kiri ke kanan adalah:
putih-hijau
hijau
putih-oranye
biru
putih-biru
oranye
putih-coklat
coklat

Sedangkan untuk jenis T568B urutannya adalah:
putih-oranye
oranye
putih-hijau 
biru
putih-biru
hijau
putih-coklat
coklat

Dua urutan warna diatas adalah urutan warna yang telah menjadi standar internasional dalam Cabling jaringan. Selanjutnya, berdasarkan perbedaan urutan warna kedua Pin dari suatu kabel masih dapat dibagi lagi menjadi 3 jenis, yaitu :

  1.     Straigh-Through
Istilah Straigh-Through digunakan untuk kabel LAN yang memiliki urutan warna yang sama pada kedua ujung Pin. Misalnya ujung Pin yang satu memiliki urutan warna jenis T568A, maka ujung Pin yang lainnya juga harus memiliki urutan warna berdasarkan standar T568A. Jika yang digunakan oleh salah satu Pin adalah standar T568B, maka ujung Pin lainnya juga harus memiliki urutan warna berdasarkan standar T568B.
Kabel jenis Straigh-through digunakan untuk menghubungkan dua buah device yang tidak sejenis (mis: komputer-Switch/Hub, Komputer-Router, Router-Switch, dlsb)


  2.      Cross over
Berbeda dengan kabel jenis straigh-trough, kabel jenis Crossover memiliki urutan warna yang berbeda dikedua ujungnya. namun, perbedaan warna ini tidak boleh sembarangan, karena kedua ujung ini juga memiliki aturan urutan warna.
Pada kabel jenis Crossover standar, jika salah satu ujung Pin memiliki susunan warna berdasarkan aturan T568A, maka ujung Pin yang lain harus memiliki urutan warna berdasarkan standar T568B.

Kabel jenis Crossover digunakan pada saat kita menghubungkan 2 buah device yang sejenis (mis:komputer-komputer, komputer-Router, Switch-Hub, Router-router, Switch).
untuk lebih jelasnya anda dapat memperhatikan contoh gambar dibawah ini

  3.      Kabel Rollover
Kabel jenis ini biasanya digunakan untuk mengakses router dengan PC/laptop kita. Konfigurasi kabel jenis ini cukup simpel karena kita tinggal membalik urutan kabel yang kita pasang di satu sisi. Misal kita menggunakan standar 568B (standar untuk kabel straight through), maka kita tinggal membalik urutan menjadi coklat untuk urutan pertama di ujung kabel yang lain. Berikut deskripsi untuk memudahkan kita membuat kabel rollover.




Untuk Jaringan LAN, kabel yang umum digunakan di Indonesia adalah jenis UTP dengan Pin (kepala) RJ-45. RJ-45 adalah versi yang lebih besar dari RJ-11 yang biasa digunakan pada Pin dari kabel telepon rumah. Seperti kita ketahui, didalam kabel UTP terdapat 8 buah kabel berbeda warna yang dipilin secara berpasangan (putih-hijau, hijau, putih-oranye, oranye, putih-biru, biru, putih-coklat, coklat).

Untuk memasang kabel UTP pada Pin RJ-45 juga memiliki beberapa urutan warna standar yang dipakai secara global. Pembagian urutan warna tersebut juga disesuaikan dengan jenis jaringan yang dipakai.

Ada 2 urutan warna yang umum dipakai dalam jaringan komputer, yaitu T568A dan T568B, berikut adalah gambar urutan keduanya.
 

Jika kita lihat, maka urutan warna T568A dari kiri ke kanan adalah:
putih-hijau
hijau
putih-oranye
biru
putih-biru
oranye
putih-coklat
coklat

Sedangkan untuk jenis T568B urutannya adalah:
putih-oranye
oranye
putih-hijau 
biru
putih-biru
hijau
putih-coklat
coklat

Dua urutan warna diatas adalah urutan warna yang telah menjadi standar internasional dalam Cabling jaringan. Selanjutnya, berdasarkan perbedaan urutan warna kedua Pin dari suatu kabel masih dapat dibagi lagi menjadi 3 jenis, yaitu :

  1.     Straigh-Through
Istilah Straigh-Through digunakan untuk kabel LAN yang memiliki urutan warna yang sama pada kedua ujung Pin. Misalnya ujung Pin yang satu memiliki urutan warna jenis T568A, maka ujung Pin yang lainnya juga harus memiliki urutan warna berdasarkan standar T568A. Jika yang digunakan oleh salah satu Pin adalah standar T568B, maka ujung Pin lainnya juga harus memiliki urutan warna berdasarkan standar T568B.
Kabel jenis Straigh-through digunakan untuk menghubungkan dua buah device yang tidak sejenis (mis: komputer-Switch/Hub, Komputer-Router, Router-Switch, dlsb)


  2.      Cross over
Berbeda dengan kabel jenis straigh-trough, kabel jenis Crossover memiliki urutan warna yang berbeda dikedua ujungnya. namun, perbedaan warna ini tidak boleh sembarangan, karena kedua ujung ini juga memiliki aturan urutan warna.
Pada kabel jenis Crossover standar, jika salah satu ujung Pin memiliki susunan warna berdasarkan aturan T568A, maka ujung Pin yang lain harus memiliki urutan warna berdasarkan standar T568B.

Kabel jenis Crossover digunakan pada saat kita menghubungkan 2 buah device yang sejenis (mis:komputer-komputer, komputer-Router, Switch-Hub, Router-router, Switch).
untuk lebih jelasnya anda dapat memperhatikan contoh gambar dibawah ini

  3.      Kabel Rollover
Kabel jenis ini biasanya digunakan untuk mengakses router dengan PC/laptop kita. Konfigurasi kabel jenis ini cukup simpel karena kita tinggal membalik urutan kabel yang kita pasang di satu sisi. Misal kita menggunakan standar 568B (standar untuk kabel straight through), maka kita tinggal membalik urutan menjadi coklat untuk urutan pertama di ujung kabel yang lain. Berikut deskripsi untuk memudahkan kita membuat kabel rollover.



Minggu, 29 Juli 2012



OSI (Open Sistem Interkonekting)

            
Mempunyai 7 lapisan : 7. Aplikasi -> Menghubungkan antara user dan jaringan
                                                6. Presentasi
                                                5. Sesion
                                                4. Transport
                                                3. Network
                                                2. Data Link
                                                1. Physical -> Menghubungkan secara fisik                      

Media Transmisi
            Media Transmisi adalah udara dan gelombang.
            Media Transmisi dibagi menjadi 2, yaitu :
1.      Guide (terarah) : media ini biasanya menggunakan kabel.
Contoh :  kabel Coaxial.
            Kabel Coaxial
                        Kabel sepaksi/sesumbu (bahasa Inggris: coaxial cable) adalah sarana penyalur atau pengalirhantar (transmitter) yang bertugas menyalurkan setiap informasi yang telah diubah menjadi sinyalsinyal listrik. Kabel ini memiliki kemampuan yang besar dalam menyalurkan bidang frekuensi yang lebar, sehingga sanggup mengalirhantar (transmit) kelompok kanal frekuensi percakapan atau program televisi. Kabel sepaksi biasanya digunakan untuk saluran antar-setempat (interlocal) yang berjarak cukup dekat yakni, dengan jarak selebihnya 2.000 km.

2.      Unguide (tidak terarah) : media ini mempunyai sifat yang menyebar.
Contoh : udara

Sinyal Analog : Sinyal yang merambat melalui udara
Fiber Optic :  Serat kaca atau plastik yang dikirimkan frekuensi cahaya

Gelombang Cahaya
            Maxwell (1831-1874) mengemukakan pendapatnya bahwa cahaya dibangkitkan oleh gejala kelistrikkan dan kemagnetan sehingga tergolong gelombang elektomagnetik. Sesuatu yang yang berbeda dengan gelombang bunyi yang tergolong gelombang mekanik. Gelombang elekromagnetik dapat merambat dengan atau tanpa medium dan kecepatan rambatnya pun amat tinggi bila dibandingkan dengan gelombang bunyi. Gelombang elekromagnetik merambat dengan kecepatan 300.000 km/s.

Antena Omni
Antena ini mempunyai sudut pancaran yang besar (wide beamwidth) yaitu 3600; dengan daya lebih meluas, jarak yang lebih pendek tetapi dapat melayani area yang luas Omni antena tidak dianjurkan pemakaian-nya, karena sifatnya yang terlalu luas se-hingga ada kemungkinan mengumpulkan sinyal lain yang akan menyebabkan inter-ferensi. antena omnidirectional mengirim atau menerima sinyal radio dari semua arah secara sama, biasanya digunakan untuk koneksi multiple point atau hotspot.
 












Sebuah antena Omnidirectional adalah antena daya sistem yang memancar secara seragam dalam satu pesawat dengan bentuk pola arahan dalam bidang tegak lurus. This pattern is often described as “donut shaped”. Pola ini sering digambarkan sebagai “donat berbentuk”. Omnidirectional antenna can be used to link multiple directional antenna in outdoor point-to-multipoint communication systems including cellular phone connections and TV broadcasts. Antena Omnidirectional dapat digunakan untuk menghubungkan beberapa antena directional di outdoor point-to-multipoint komunikasi systems termasuk sambungan telepon selular dan siaran TV.
Antena omni mempunyai sifat umum radiasi atau pancaran sinyal 360-derajat yang tegak lurus ke atas. Omnidirectional antena secara normal mempunyai gain sekitar 3-12 dBi. Yang digunakan untuk hubungan Point-To-Multi-Point ( P2Mp) atau stu titik ke banyak titik di sekitar daerah pancaran. Yang baik bekerja dari jarak 1-5 km, akan menguntungkan jika client atau penerima menggunalan directional antenna atau antenna yang ter arah.Yang ditunjukkan di bawah adalah pola pancaran khas RFDG 140 omnidirectional antena. Radiasi yang horisontal dengan pancaran 360-derjat. Radiasi yang horisontal pada dasarnya E-Field.yang berbeda dengan, polarisasi yang vertikal adalah sangat membatasi potongan sinyal yang di pancarkan. Antena ini akan melayani atau hanya memberi pancaran sinyal pada sekelilingnya atau 360 derjat, sedamgkan pada bagian atas antena tidak memiliki sinyal radiasi.
Pola radiasi dari antenna Omni

Wireless
            Pengertian wireless adalah teknologi tanpa kabel, dalam hal ini adalah melakukan telekomunikasi dengan menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai media perantara pengganti kabel. Dewasa ini teknologi wireless berkembang sanat pesat sekali, secara kasat mata dapat kita lihat dengan semakin banyaknya penggunaan telepon sellular, disamping itu berkembang juga teknologi wireless yang digunakan untuk akses internet.

Sedangkan sejarah wireless itu sendiri pertama kali muncul pada akhir tahun 1970-an. IBM mengeluarkan hasil percobaannya dalam merancang WLAN dengan teknologi IR, perusahaan lain seperti Hewlett-Packard (HP) untuk menguji WLAN RF. Kedua perusahaan ini hanya mencapai 100 Kbps data rate. Karena mereka tidak memenuhi standar IEEE 802-1 Mbps LAN yang bukan produk yang dipasarkan. Baru pada tahun 1985, (FCC) menetapkan pita Industrial, Scientific dan Medis (ISM band) yaitu 902-928 MHz, 2.400-2483,5 MHz dan 5725-5850 MHz tidak terlisensi, sehingga pengembangan WLAN komersial memasuki tahapan serius. Kemudian tahun 1990 WLAN dapat dipasarkan dengan produk yang menggunakan teknik spektrum tersebar (SS) pada pita ISM, terlisensi frekuensi 18-19 GHz dan teknologi IR dengan data rate > 1 Mbps.




OSI (Open Sistem Interkonekting)

            
Mempunyai 7 lapisan : 7. Aplikasi -> Menghubungkan antara user dan jaringan
                                                6. Presentasi
                                                5. Sesion
                                                4. Transport
                                                3. Network
                                                2. Data Link
                                                1. Physical -> Menghubungkan secara fisik                      

Media Transmisi
            Media Transmisi adalah udara dan gelombang.
            Media Transmisi dibagi menjadi 2, yaitu :
1.      Guide (terarah) : media ini biasanya menggunakan kabel.
Contoh :  kabel Coaxial.
            Kabel Coaxial
                        Kabel sepaksi/sesumbu (bahasa Inggris: coaxial cable) adalah sarana penyalur atau pengalirhantar (transmitter) yang bertugas menyalurkan setiap informasi yang telah diubah menjadi sinyalsinyal listrik. Kabel ini memiliki kemampuan yang besar dalam menyalurkan bidang frekuensi yang lebar, sehingga sanggup mengalirhantar (transmit) kelompok kanal frekuensi percakapan atau program televisi. Kabel sepaksi biasanya digunakan untuk saluran antar-setempat (interlocal) yang berjarak cukup dekat yakni, dengan jarak selebihnya 2.000 km.

2.      Unguide (tidak terarah) : media ini mempunyai sifat yang menyebar.
Contoh : udara

Sinyal Analog : Sinyal yang merambat melalui udara
Fiber Optic :  Serat kaca atau plastik yang dikirimkan frekuensi cahaya

Gelombang Cahaya
            Maxwell (1831-1874) mengemukakan pendapatnya bahwa cahaya dibangkitkan oleh gejala kelistrikkan dan kemagnetan sehingga tergolong gelombang elektomagnetik. Sesuatu yang yang berbeda dengan gelombang bunyi yang tergolong gelombang mekanik. Gelombang elekromagnetik dapat merambat dengan atau tanpa medium dan kecepatan rambatnya pun amat tinggi bila dibandingkan dengan gelombang bunyi. Gelombang elekromagnetik merambat dengan kecepatan 300.000 km/s.

Antena Omni
Antena ini mempunyai sudut pancaran yang besar (wide beamwidth) yaitu 3600; dengan daya lebih meluas, jarak yang lebih pendek tetapi dapat melayani area yang luas Omni antena tidak dianjurkan pemakaian-nya, karena sifatnya yang terlalu luas se-hingga ada kemungkinan mengumpulkan sinyal lain yang akan menyebabkan inter-ferensi. antena omnidirectional mengirim atau menerima sinyal radio dari semua arah secara sama, biasanya digunakan untuk koneksi multiple point atau hotspot.
 












Sebuah antena Omnidirectional adalah antena daya sistem yang memancar secara seragam dalam satu pesawat dengan bentuk pola arahan dalam bidang tegak lurus. This pattern is often described as “donut shaped”. Pola ini sering digambarkan sebagai “donat berbentuk”. Omnidirectional antenna can be used to link multiple directional antenna in outdoor point-to-multipoint communication systems including cellular phone connections and TV broadcasts. Antena Omnidirectional dapat digunakan untuk menghubungkan beberapa antena directional di outdoor point-to-multipoint komunikasi systems termasuk sambungan telepon selular dan siaran TV.
Antena omni mempunyai sifat umum radiasi atau pancaran sinyal 360-derajat yang tegak lurus ke atas. Omnidirectional antena secara normal mempunyai gain sekitar 3-12 dBi. Yang digunakan untuk hubungan Point-To-Multi-Point ( P2Mp) atau stu titik ke banyak titik di sekitar daerah pancaran. Yang baik bekerja dari jarak 1-5 km, akan menguntungkan jika client atau penerima menggunalan directional antenna atau antenna yang ter arah.Yang ditunjukkan di bawah adalah pola pancaran khas RFDG 140 omnidirectional antena. Radiasi yang horisontal dengan pancaran 360-derjat. Radiasi yang horisontal pada dasarnya E-Field.yang berbeda dengan, polarisasi yang vertikal adalah sangat membatasi potongan sinyal yang di pancarkan. Antena ini akan melayani atau hanya memberi pancaran sinyal pada sekelilingnya atau 360 derjat, sedamgkan pada bagian atas antena tidak memiliki sinyal radiasi.
Pola radiasi dari antenna Omni

Wireless
            Pengertian wireless adalah teknologi tanpa kabel, dalam hal ini adalah melakukan telekomunikasi dengan menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai media perantara pengganti kabel. Dewasa ini teknologi wireless berkembang sanat pesat sekali, secara kasat mata dapat kita lihat dengan semakin banyaknya penggunaan telepon sellular, disamping itu berkembang juga teknologi wireless yang digunakan untuk akses internet.

Sedangkan sejarah wireless itu sendiri pertama kali muncul pada akhir tahun 1970-an. IBM mengeluarkan hasil percobaannya dalam merancang WLAN dengan teknologi IR, perusahaan lain seperti Hewlett-Packard (HP) untuk menguji WLAN RF. Kedua perusahaan ini hanya mencapai 100 Kbps data rate. Karena mereka tidak memenuhi standar IEEE 802-1 Mbps LAN yang bukan produk yang dipasarkan. Baru pada tahun 1985, (FCC) menetapkan pita Industrial, Scientific dan Medis (ISM band) yaitu 902-928 MHz, 2.400-2483,5 MHz dan 5725-5850 MHz tidak terlisensi, sehingga pengembangan WLAN komersial memasuki tahapan serius. Kemudian tahun 1990 WLAN dapat dipasarkan dengan produk yang menggunakan teknik spektrum tersebar (SS) pada pita ISM, terlisensi frekuensi 18-19 GHz dan teknologi IR dengan data rate > 1 Mbps.


Páginas vistas en total

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Buscar